Cinta memang tumbuh dari dalam hati. Tapi sebenarnya proses itu justru lebih banyak di kepala, khususnya di otak. Pernah dengar kalo ada cinta pada pandangan pertama? Luar biasa banget! Hal ini disebabkan karena otak udah ngasih respon yang cepet. Menurut peneliti, love at the first sight terjadi dalam waktu 0,2 detik dengan melibatkan proses yang sangat kompleks. Katanya sih, ada 12 spot di otak yang terlibat dalam pelepasan berbagai hormon cinta emosi, seperti dopamine, oktosin, adrenalin dan vasopresi.
Serunya bentuk rasa cinta akan diterima otak dengan proses yang berbeda loh. Kalo cintanya nggak bersyarat (unconditional love), seperti cinta ibu pada anaknya, maka otak tengah lah yang banyak bekerja. Nah, kalo berdasarkan nafsu (passionate love), maka peran otak bakal lebih kompleks. Otak cenderung lebih aktif. Khususnya di bagian sistem reward yang merupakan pusat kesenangan serta bagian kognitif.
Rasa cinta juga ditandakan dengan meningkatnya kadar Nerve Growth Factor (NGF) dalam darah. Senyawa kimia mengalami penigkatan tajam saat seseorang terpesona pada pasangannya. Fenomena ini ngebuktiin kalo cinta pada pandangan pertama itu memang bukan Cuma isapan jempol belaka, tapi memang benar-benar ada.
Nggak usah heran kalo seorang profesor dari Syracuse University, New York, bilang kalo reaksi yang terjadi di hati itu berasal dari otak. Dan rasa cinta itu terbentukdari otak, bukan dari hati. Dan seorang peneliti juga pernah mempublikasikan temuannya, bahwa dengan adanya reaksi otak saat jatuh cinta, maka gangguan emosi dan depresi pada orang-orang yang jarang tahu akan rasa cinta bisa tertasi atau berkurang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar